Fatihah 10 Style Al-Afasy

upload:
fatihah 10 style al-afasy

link:
Save Link As

ket:
syaikh mishary rashid al-afasy.
10 kali membaca surat al-fatihah dengan nada yang berbeda-beda.
dari kesepuluh bacaan itu tercakup semua riwayat pada qiro’at `asyr (qiro’at sepuluh, yaitu qiro’at sab`ah dengan tambahan tiga qiro’at).

rincian tiap bacaan sesuai urutannya,
1. jama` (gabungan) riwayat warsy, riwayat qolun wajah sukun, dan qiro’at ibnu amir
2. jama` riwayat qolun wajah shilah, qiro’at abi ja`far, dan riwayat al-bazzi
3. riwayat qunbul
4. qiro’at abu `amr
5. jama` qiro’at ‘ashim dan qiro’at al-kisa’i
6. riwayat serta qiro’at kholaf
7. riwayat kholad
8. riwayat roways
9. riwayat ruh
10. sama dengan no 5, versi ibtida dari awal hingga akhir ayat

juga ditampilkan tafsir singkat mengenai pokok ajaran yang dikandung oleh surat al-fatihah (nampaknya mengutip pembahasan kitab tafsir ‘taysir al-karim ar-rahman fi tafsir al-kalam al-mannan’ karya syaikh abdurrahman as-sa`di).
sekilas tentang qiro’at sab`ah dapat dibaca di Pengantar Qiro’at Sab`ah

nb:
pernah ada kajian tentang tajwid di salman. saat membahas tentang makhroj huruf, pemateri mencontohkan perbedaan huruf ‘shad’ dengan ‘sin’ untuk penggunaannya di lafazh ‘shirot’ (sebagai bentukan nakirah maupun ma`rifah) pada surat al-fatihah. beliau menekankan agar jangan sampai salah pengucapan ‘shad’ menjadi ‘sin’ pada bagian ‘ihdina ash-shirot..’ dan ‘shirot alladzina..’ karena akan mengubah makna dan merupakan kesalahan fatal.

itu argumen yang keliru. justru secara usul kata, ‘Shirot’ (dengan huruf ‘shad’) berasal dari kata ‘sirot’ (dengan huruf ‘sin’). penyandingannya dengan huruf ‘ra’ membuat huruf ‘sin’ dialihkan ke huruf ‘shad’.

hal ini tampak jelas jika mengamati riwayat qunbul `an ibnu katsir dan riwayat roways `an ya`qub. keduanya menggunakan lafazh ‘sirot’ (dengan huruf ‘sin).

secara penulisan, rasm mushhaf menggunakan huruf ‘shad’ adalah untuk mengakomodasi semua riwayat bacaan. karena naturalnya, lisan `arab langsung dapat mengetahui asalnya adalah huruf ‘sin’. ditambah lagi dengan adanya riwayat bacaan (pada qiro’at hamzah) yang menggunakan isymam huruf ‘shad’ menjadi huruf ‘za’ sehingga lafalnya menjadi ‘zirot’.

bahkan tidak perlu jauh-jauh, contoh pengalihan huruf ‘sin’ ke huruf ‘shad’ juga dapat ditemui di riwayat hafsh `an `ashim (yang biasa kita baca). perhatikan saja lafazh semisal ‘yabsuth’ (al-baqoroh 245) dan/atau ‘basthah’ (al-a`rof 69). thoriq syatibi selalu membaca dengan bunyi ‘sin’. lain halnya thoriq jazari yang membaca dengan bunyi ‘shad’. itulah mengapa pada penulisan lafazh tersebut, diatas huruf ‘sin’ diselipkan huruf ‘shad’.

Allohu wa Rosuluhu a`lam.
semoga bermanfaat untuk menambah wawasan tentang al-qur’an.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *