Perhitungan Tahun dan Kisah Ashabul Kahfi

Kisah ashabul kahfi yang disebut dalam surat Al-Kahfi ayat 9 – 26 memang sangat menarik walaupun masih penuh dengan misteri. Hanya Allah yang tahu hal sebenarnya. Disini hanya akan diulas sisi ilmiahnya saja yang berkaitan dengan perhitungan tahun.

Ashabul Kahfi adalah beberapa pemuda yang mengimani Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam. Jumlahnya mungkin tujuh orang ditambah dengan seekor anjing bernama Ar Raqim (Nama Ar-Raqim menurut salah satu mufasir, namun ada sebagian lagi yang mengartikan sebagai batu bersurat), ada pula yang mengatakan jumlahnya lebih sedikit dari itu. Namun hanya Allah lah yang tahu jumlahnya dan yang pasti jumlahnya tidak banyak (18:22). Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang sebagian besar masih musyrik. Rajanya pun sangat kejam kepada orang-orang yang beriman kepada Allah sedangkan mereka saat itu hidup di tengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka. Ketika berkumpul sesama mereka, mereka sangat khawatir akan gangguan masyarakatnya (18:14-16).

gua
Gua Washid (atau di sebut juga dengan nama Kheram) di Gunung Naglus, Kota Aphesus, Negeri Romawi (saat ini ada di kota Thasus, di Wilayah Turki) ini dianggap sebagai gua ashabul kahfi

Ketika bangun, mereka tak tahu pasti sudah berapa lama mereka tertidur. Ada yang berpendapat sehari ada yang perpendapat setengah hari. Karena mereka tidak suka berdebat, mereka bersepakat bahwa hanya Allah yang tahu hal yang sebenarnya. Kemudian salah seorang diantara mereka diutus untuk ke kota guna mencari makanan dan dipesankan agar berhati-hati (18:19). Maksudnya agar para penguasa Dzolim saat itu tidak mengetahui tentang keberadaan mereka, karena sekali mereka tahu maka tentunya akan dipaksa kembali untuk menganut kepercayaannya (18:20). Mereka masih berfikir zamannya belum berubah. Ketika ia membeli makanan yang diminta kawan-kawannya, uang yang dibawanya sudah tidak berlaku lagi dan ketika ia perhatikan sekitarnya, pakaian yang dikenakannya pun sudah berbeda sekali dengan saat itu.

Sebenarnya seberapa lamakah persisnya mereka tinggal di dalam gua? Tidak ada yang tahu pasti, karena hanya Allah lah yang tahu semuanya (18:26). Namun demikian di ayat sebelumnya Allah SWT berfirman: “Mereka tinggal di dalam gua selama 300 tahun, dan ditambah 9 tahun“(QS 18:25). Pertanyaan yang dapat diangkat dari ayat ini adalah “mengapa Allah tidak langsung menyatakan 309 tahun, tetapi 300 tahun ditambah 9 tahun?”. Kemungkinan besar hal itu berhubungan dengan sistem penanggalan syamsyiah dan qomariyah.

Menurut perhitungan astronomi, satu tahun adalah jangka waktu anatara musim hujan sampai musim hujan atau musim panas ke musim panas berikutnya. Karena musim dipengaruhi oleh perputaran bumi mengelilingi matahari, maka lebih tepat disebutkan bahwa 1 tahun adalah jangka waktu bumi mengelilingi matahari dalam satu putaran. Menurut perhitungan, bumi mengelilingi matahari dalam waktu 365, 2422 hari. Itu kira-kira 12 bulan.

Pada zaman dahulu orang menentukan jumlah hari dalam satu tahun adalah 365 hari. Sejak 45 SM, Julius Caesar (seorang Kaisar Romawi) menetapkan satu tahun adalah 365,25 hari. Kelebihan 0,25 hari itu dibulatkan setiap empat tahun sekali menjadi tambahan waktu 1 hari pada bulan februari yang kita kenal dengan istilah tahun kabisat (tahun panjang). Tahun kabisat ini ditentukan terjadi bila angka tahunnya habis dibagi 4, misalnya 1980, dst. Ini disebut cara Julius. Walaupun sebetulnya cara ini juga masih tidak tepat.

Ketidaktepatan panjang hari dalam satu tahun itu mengakibatkan musim makin lama makin bergeser. Sebenarnya jika dihitung perbedaannya sangat kecil yakni 365,2500-365,2422 = 0,0078 hari, tetapi dalam jangka ratusan tahun, perubahan musim itu semakin terasa terutama di negara-negara yang mengenal 4 musim seperti negara-negara eropa. Musim semi yang biasanya dimulai 25 maret, setelah ratusan tahun berubah jadi tanggal 21 maret. Ini baru diketahui pada tahun 325 masehi.

Karena kesalahan perhitungan itu dibiarkan, maka pada tahun 1582 musim semi semakin bergeser lebih jauh lagi menjadi tanggal 11 maret. Kali ini dilakukan perbaikan yang dikenal dengan Perbaikan Gregorius dengan tujuan untuk mengembalikan musim semi ke tanggal 21 maret. Hal ini dengan melakukan lompatan tanggal 4 oktober 1582 (kamis) menjadi tanggal 15 oktober 1582 (jumat). Menurut aturan ini, tahun kabisat perlu dihilangkan tiga kali setiap 400 tahun. Barulah setelah perbaiakan gregorius, ditetapkan bahwa 1 Tahun adalah sebesar 365,2425 hari. Dengan cara ini ditetapkan bahwa tahun kabisat adalah tahun bila angka tahunnya habis dibagi empat kecuali bila angka tahun itu kelipatan 100, harus habis dibagi 400. Misalnya tahun 1700, 1800, 1900 buka merupakan tahun kabisat karena tidak habis dibagi 400 walaupun habis dibagi 4.

Dalam kalender hijriah (qomariyah), satu tahun 12 bulan dan untuk setiap bulan lamanya 29,53 hari, maka 1 tahun hanya 354,36 hari. Ini berarti lebih pendek 11 hari dibandingkan tahun Masehi. Oleh karena itu awal puasa ramadhan selalu bergeser 11 hari lebih awal daripada tahun sebelumnya.

Oke,,,back to Kisah Ashabul Kahfi….Ternyata, maksud Allah dalam Alquran bahwa mereka ditidurkan selama 300 tahun ditambah 9 tahun bisa difahami sebagai tahun menurut kalender Masehi (syamsyiah) dan waktu menurut kalender Hijriah (komariah).

Satu kalender komariah berarti jangka waktu bumi mengelilingi matahari yaitu selama 365,24 hari. Berarti selam 300 tahun itu lamanya 300 x 365,2422 = 109.572 hari. Dalam satu tahun qomariyah berarti 12 bulan dan satu bulan adalah jangka waktu sejak purnama hingga purnama berikutnya, yaitu 29,53 hari. Dengan satu tahun komariah adalah 12 x 29,53 hari =354,36 hari. Dengan demikian, lama mereka tinggal di gua = 109.572/354,56 = 309 tahun!

Orang arab dahulu hanya mengetahui penanggalan tahun qomariyah, karena mereka adalah orang – orang yang tidak bisa baca – tulis. Adapun penanggalan tahun syamsiyah tidaklah diketahui di kalangan mereka. Lebih – lebih membandingkan antara penanggalan tahun syamsiyah dengan penanggalan tahun qomariyah. Isyarat yang teliti antara beda penanggalan matahari dengan bulan ini menunjukkan bahwa kitab ini datang dari Allah ‘Azza Wajalla….Allahu ‘alam….

Sumber: Bertanya pada Alam (T, Djamaluddin) dengan beberapa penambahan.

3 Replies to “Perhitungan Tahun dan Kisah Ashabul Kahfi”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *