Maksiat dan Akibatnya

maksiat adalah perbuatan dosa dalam bentuk zhalim (aniaya) terhadap diri sendiri. artinya perbuatan itu sebagian besar akan merugikan diri sendiri. maksiat seperti jurang yang setiap manusia dapat saja terjatuh di dalamnya. ditambah lagi daya dorongnya bukan hanya berasal dari diri, tetapi juga dari waswas syetan.

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” [QS Al-Hijr (15) : 39]

jika ingin menjauhi sesuatu, terlebih dahulu harus diketahui karakteristik sesuatu tersebut: darimana munculnya, apa efeknya, bagaimana cara menghindarinya, dan bagaimana agar lepas darinya. pun demikian dengan maksiat jika ingin dijauhi.

sumber maksiat adalah amarah. hal ini menghasilkan permusuhan yang parahnya bisa berujung pada perbuatan dosa besar yaitu pembunuhan. telah kita ketahui bersama bahwa dosa besar yang pertama kali dilakukan manusia di bumi adalah pembunuhan (kisah putra nabi adam qabil dan habil). rasulullah sangat mewanti-wanti tentang amarah ini.

Abu hurairah ra. menerangkan bahwa ada seseorang lelaki berkata kepada Nabi Saw, “berilah aku nasihat”, beliau menjawab “jangan marah”, maka diulanginya beberapa kali, kemudian nabi bersabda, “jangan marah.” [HR Bukhari]

perbuatan maksiat juga berasal dari syahwat.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). [QS Ali Imran (3) : 14]

syahwat diciptakan sebagai pendukung kehidupan manusia. akan tetapi, ia yang seharusnya dikendalikan seringkali malah menguasai manusia. banyak perbuatan buruk yang timbul dari umbaran syahwat. dosa besar yang dihasilkan dari syahwat adalah zina.

Dan janganlah kamu mendekati zina. sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. [QS Al Isra (17) : 32]

perbuatan zina tidak terbatas dalam konteks hubungan seks saja. ada turunan-turunan yang juga dikategorikan zina seperti zinanya mata (memandang), zinanya lisan (berucap), bahkan ustadz (narasumber) menyebutkan tentang zinanya jempol (yaitu sms-an).

pangkal maksiat yang lain adalah terikatnya hati kepada selain Allah. maksudnya yaitu menggantungkan harapan, kepercayaan, permintaan, serta kecenderungan tertinggi kepada makhluq (makhluq adalah segala sesuatu selain Allah). bentuk terbesar dari terikatnya hati kepada selain Allah adalah kemusyrikan.

jelas akibat kemaksiatan adalah dosa dan selain itu juga bisa merugikan orang lain. namun sebagai tambahan motif dalam menjauhi maksiat, ada baiknya untuk mengetahui dampak lain maksiat terhadap diri.

kemaksiatan membuat lalai dan keras hati. akibat terburuk dari maksiat adalah ia akan melahirkan maksiat yang lainnya. yang tadinya hati terasa ‘bergetar’ ketika berbuat maksiat, lama kelamaan menjadi lalai dan terbiasa sehingga maksiat itu akhirnya menjadi sifat yang melekat pada diri.

kemaksiatan menghalangi ilmu dan rizqi.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [QS Al-A’raf (7) : 96]

kemaksiatan menggelapkan dan mematikan hati.

…sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. [Al-Muthaffifin (83) : 14]

kata ‘raana’ yang berarti penutup, ditafsirkan bahwa apabila seseorang berbuat dosa, mulailah ada titik hitam pada hatinya.

sesungguhnya seorang mu’min bila berbuat dosa, terjadilah suatu titik hitam pada hatinya. maka jika dia taubat dan mencabut diri dari dosa itu serta segera memohon ampun kepada Allah, terhapuslah titik hitam itu. tetapi jika bertambah dosanya, maka bertambah pula titik itu. itulah ‘raana’ yang disebutkan Allah dalam quran [HR Ahmad]

hasan al-bashri mengatakan, “ar-raana itu ialah dosa bertimpa dosa, sehingga hati menjadi buta tidak melihat kebenaran lagi, karena telah ditutup oleh noktah-noktah hitam itu, sampai hati itu jadi mati.”

kemaksiatan menghilangkan nikmat dan potensi kekuatan. hilangnya nikmat ibadah yang ibadah itu menjadi sumber kekuatan tambahan seorang muslim. sebagai contoh adalah pudarnya nikmat berinteraksi dengan quran. ada sebuah ungkapan yang berbunyi, “hati yang bersih tidak akan pernah kenyang dengan quran.” jadi jika kita merasa ‘tidak nyaman’ berinteraksi dengan quran, barangkali hati kita kotor. terkait tentang hal ini juga (maksiat vs hafalan), sudah saya jelaskan pada tulisan di link berikut:

Tips Menjaga Hafalan

http://ibnuthohir.blogspot.com/2009/01/hafalan-vs-maksiat.html

ibnu qayyim menjelaskan kiat agar tidak tergelincir pada maksiat. yang paling pokok adalah tidak mendekati hal yang haram. kemudian jangan dekati hal yang syubhat.

Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat (syubhat/samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya… [HR Bukhari]

lalu hindari berlebih-lebihan pada perkara mubah yang halal.

…makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [QS Al-A’raf (7) : 31]

ayat di atas menjadi analogi tentang tidak bolehnya berlebih-lebihan dalam perkara mubah yang halal (makan dan minum). kesemuanya di atas adalah dalam rangka menutup jalan godaan syetan yang berupa hal syirik, kemudian hal haram, dilanjutkan ke hal syubhat, lalu hal mubah.

bagaimana mengeliminasi dampak kemaksiatan yang pernah kita lakukan? ustadz (narasumber) menjelaskan bahwa kunci jawabannya ada di surat an-naba.

dan Kami jadikan malam sebagai pakaian [QS An-Naba (78) : 10]

pakaian sebagai penutup aurat. malam dianalogikan sebagai pakaian yaitu penutup dari kemaksiatan pada diri. malam kita jadikan penutup dengan cara melakukan amalan-amalan di malam hari (kurangi tidur malam) yaitu:

1. beristighfar
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu sahur. [QS Adz-Dzariyat (51) : 17-18]

2. tahajjud dan tadabbur quran
Dan pada sebagian malam tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. [QS Al Isra (17) : 79]

bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. [QS Al-Muzzammil (73) : 2-4]

wAllahu a’lam.

_disarikan dari kuliah shubuh oleh ustadz suherman, dalam acara mabit tahun baru ashhabul quran (lihat:

Tahun Baru: Antara Barbeque dan Mabit

), 1 januari 2009, dengan beberapa tambahan penjelasan_

2 Replies to “Maksiat dan Akibatnya”

  1. Assalamu alaikum pa’ustad
    sY ingin minta bantuan untuk menghilangkan perbuatan maksiat.
    Apa bila saya udah melakukan taubat terus sy melihat perbuatan maksiat di dpn sy knp tiba” sy ingin melakukan kemaksiatan tersebut dan sy langsung terjerumus ustad, namun taubat yg sy lakukan seperti tdk ada pengaruhnya. apa cr taubat sy tdk baik atau kah aLLah s.w.t. tdk menerima taubat sy. sy mhn bantuannya pa’ustad agar sy tdk terjerumus untuk kesekian kalinya.wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.

  2. Wa`alaykumussalam Wr. Wb.

    Salam kenal. Panggil “imamul” saja. Just “imamul”. :)

    Jika ditanya spt itu, sy pun malu, krn sungguh sy jg tdk lepas dari maksiat dan dosa.

    Yg dituntut adalah ketika kita melakukan dosa atau kemaksiatan, harus segera bertaubat. Adapun jika kemudian bersalah lagi, maka taubat itu selalu diterima (dg kehendak Allah) selama kesalahan itu dalam rangka ketergelinciran.

    Kita harus berhati-hati jika kemaksiatan itu dilandasi keinginan. Artinya kita dikuasai oleh was-was syaitan dan hembusan nafsu diri kemudian kita kalah melawannya. Itulah ujian yg harus dihadapi dan kita mesti terus memperkuat diri sehingga tidak terjerumus.

    Cara yg terbaik adalah menghindari dan menutup jalan/sarana/kondisi menuju kemaksiatan yg dimaksud. Menjauhi org yg berpotensi membawa kita pada dosa. Berinteraksi dg org shalih yg dapat membawa kita pada kebaikan. Rajin mengikuti kajian dan membaca buku-buku agama sehingga semakin paham dan takut utk berbuat dosa.

    Yg terpenting, tingkatkan amal ibadah (shalat sunnah/tahajjud, tilawah Qur’an, dzikir rutin, do`a, dll.), krn itu akan menjadi perisai bagi diri. Amal baik akan membuahkan amal baik lainnya; sedangkan amal buruk akan membawa kepada amal buruk lainnya.

    Yakinlah bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat.

    Berikut tulisan lain yg mudah-mudahan bisa menginspirasi:

    http://imamul.wordpress.com/2008/11/08/motivasi-dan-prosedur-taubat/
    http://www.lingkaran.org/keluasan-ampunan-allah.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *